Pemerintah Kota Surakarta
Menyimak Perkembangan Keroncong di SKF 2018
  July 18, 2018 09:20

Jika ingin mengetahui potret perkembangan musik keroncong di tanah air, Solo Keroncong Festival (SKF) 2018 tidak boleh dilewatkan begitu saja. Event tahunan yang bakal dilangsungkan selama dua hari, mulai hari Jum’at (20/7/2018) hingga Sabtu (21/7/2018) bakal diikuti 10 kelompok orkes keroncong dari berbagai penjuru tanah air. Kepala Bidang Kesenian, Sejarah dan Sastra Dinas Kebudayaan Surakarta, Maretha Dinar mengatakan setidaknya ada enam daerah ditambah satu negara asing yang mengirimkan perwakilan orkes keroncong mereka di ajang tersebut.

Maretha menyebutkan ketujuh daerah tersebut adalah Bandung, Jakarta, Kediri, Semarang, Palembang dan Tanjung Enim. “Bahkan ada satu kelompok keroncong dari Amerika yang juga turut mengisi SKF 2018 ini. Sengaja memang dalam pelaksanaan SKF tahun ini melibatkan kelompok keroncong dari berbagai daerah agar masyarakat mengetahui musik ini juga berkembang di berbagai tempat. Kita akan menjadi tahu bagaimana keberagaman musik keroncong di tanah air,” ujarnya, Rabu (18/07/2018),.

Maestro keroncong, Waljinah yang juga sesepuh Panitia SKF mengatakan perkembangan pola musik keroncong memang kian beragam. Bahkan garap musik keroncong yang dalam warna klasik cenderung lambat hingga mengesankan ‘nglaras’ tumbuh menjadi irama agak cepat dan lebih dinamis. Perkembangan semacam itu tak bisa dihindari, terkait dengan perkembangan jagad musik pada umumnya. Justru perkembangan pola garap musik keroncong semacam itu, menurut Waljinah, bisa dijadikan pemicu agar masyarakat kembali menggandrungi musik asli Indonesia ini.

“Kaum muda tak perlu takut dengan musik keroncong karena dianggap identik dengan kuna, ketinggalan zaman, dikelompokkan sebagai kaum tua, dan sebagainya, tapi sebaliknya menjadi tantangan untuk berkreasi hingga eksis di era kekinian,” ujarnya.

Ditemui di sela-sela acara jumpa pers dengan wartawan, Rabu (18/07), Waldjinah berpesan kepada seluruh masyarakat baik itu generasi tua maupun muda untuk bangga dan mau mempelajari budaya lokal asli bangsa. “Untuk semua saja, jangan takut untuk mengenal keroncong karena keroncong itu kepunyaan kita sendiri. Pelajarilah dengan baik supaya dapat memerkenalkan keroncong tidak hanya kepada masyarakat Indonesia namun juga kepada dunia Internasional,” tutupnya.

OK Rumput yang menjadi satu-satunya penampil dari mancanegara dalam SKF 2018 menjanjikan akan menyuguhkan kemampuan terbaiknya. Volais OK Rumput, Hannah Standiford mengatakan selain untuk menghibur penonton, mereka juga ingin mengenang musisi legenda keroncong asal Solo, Gesang. Dia menyebut, beberapa lagu Jawa seperti Yen Ing Tawang akan dimainkan. Demikian pula dengan lagu-lagu keroncong klasik semacam Di Bawah Sinar Bulan Purnama.

Hannah bercerita, perkenalannya dengan keroncong dimulai ketika mengikuti program Darmasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Kala itu dirinya masih berstatus mahasiswa di Virginia Commonwealth University, Amerika Serikat. Awalnya dia menyukai musik keroncong di 2014 lalu dan setahub berikutnya memutuskan untuk membentuk grup OK Rumput di Amerika Serikat.

OK Rumput tersebut merupakan kolaborasi antara jenis musik bluegrass (semacam musik country) di Amerika dengan musik keroncong. Selain Hannah, OK Rumput juga digawangi Andy McGraw (cello), Kyle Dosier (cuk), John Priestley (gitar), Paul Willson (violin), Nat Quick (bass), Ed Breitner (wayang), Beth Reid dan Greyson Goodenow (pelukis cranky). “Nanti kami juga akan memainkan wayang beber atau crankies, kemudian ada pertunjukkan Akar: Keroncong Meets Amerika dengan kisah Amerika tetapi diiringi musik keroncong dan musik Amerika,” ujarnya lagi.

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

23

Visitors today

13

Visits total

425,379

Visitors total

330,697

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta