Jenang bagi masyarakat Jawa khususnya masyarakat Kota Solo bukanlah sekedar kuliner ringan yang digemari masyarakat. Jenang sudah mengakar pada masyarakat Kota Solo sejak zaman kerajaan Hindu. Jenang memiliki tempat dan makna tersendiri dalam budaya, tradisi, serta hadir di setiap momen kehidupan manusia.
Jenang umumnya dibuat dari bahan dasar tepung, baik itu tepung beras maupun tepung ketan. Variasi jenang yang muncul pun ada yang menggunakan bahan dasar tepung lainnya. Namun masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi kuliner manis kerap menggunakan santan dan gula merah dalam proses pembuatan aneka jenang.
Jenang yang beragam jenisnya ini mempunyai nama dan makna tersendiri. Bahkan jenang memiliki tempat dan waktu tersendiri untuk penyajiannya. 17 ragam jenang beserta maknanya adalah sebagai berikut :
- Jenang Nganggrang
Memiliki makna bahwa manusia harus belajar mengontrol emosi kemarahannya. Agar kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk sesama.
- Jenang Katul
Memiliki makna bahwa manusia hidup tak bisa berdiri sendiri, selalu membutuhkan orang lain.
- Jenang Sengkala
Terdiri dari jenang abang merah dan putih yang merupakan simbol peradaban manusia di dunia. Jenang abang melambangkan lelaki dan jenang putih melambangkan perempuan. Adanya jenang sengkolo di setiap ritual agar manusia selalu ingat bahwa dunia terisi oleh dua esensi feminine dan maskulin.
- Jenang Pati
Maknanya melebur nafsu dan pasrah kepada Tuhan YME.
- Jenang Taming
Maknanya belajar menjaga kekuatan pada diri kita dengan berdoa kepada Tuhan dan mengenal serta memahami kelemahan sendiri.
- Jenang Procot
Makna kehadirannya untuk mendoakan supaya ibu yang hamil diberikan kelancaran dalam melahirkan.
- Jenang Kolok
Memiliki makna bahwa kesempurnaan adalah tujuan hakiki kehidupan manusia, yang sering dilalaikan dalam kesibukan sehari-hari. Kita perlu berproses menuju kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
- Jenang Lemu
Maknanya tak lemah membangun semangat baru dalam kehidupan.
- Jenang Majemukan
Memiliki makna bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan. Menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang plural dan multikultural menjadi nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
- Jenang Lahan
Maknanya lepas dan hilang semua nafsu negatif, iri, dengki, sombong, dan sebagainya di hadapan Tuhan YME.
- Jenang Salaka
Maknanya kesucian itu milik Tuhan YME. Manusia harus selalu mewaspadai nafsu pada dirinya, berani mengoreksi dirinya sebagai jalan untuk mengenal Tuhannya.
- Jenang Sungsum
Memiliki makna kehadirannya bagi yang punya hajat pernikahan supaya pengantin dan seluruh panitia yang terlibat diberi kesehatan, berkah, dan kekuatan.
- Jenang Grendul
Memiliki makna bahwa kehidupan itu seperti cakra penggilingan, seperti roda yang berputar kadang di atas kadang dibawah/naik-turun. Kita perlu menemukan kestabilan dari perbedaan yang terjadi dalam kehidupan.
- Jenang Abang Putih
Memiliki arti merah dan putih merepresentasikan penciptaan/asal usul manusia laki-laki dan perempuan, jenang maknanya selalu melihat sesuatu dengan dimensi yang luas, namun tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan.
- Jenang warni sekawan
Memiliki makna simbol nafsu yang melekat pada diri manusia. Warna merah simbol amarah, putih mutmainah, kuning aluamah, dan hijau nafsu duniawi. Kita dituntut mengendalikan jenis nafsu yang melekat pada diri kita.
- Jenang Timbul mempunyai makna harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Manusia harus selalu ingat Tuhan dan harus selalu berdoa untuk mewujudkan harapannya menjadi kenyataan.
- Jenang Sepasaran makna kehadirannya ketika memberi nama kepada bayi setelah hadir di dunia.