Memasuki gelombang ketiga, kasus Covid-19 hingga kini masih membersamai. Tentu diperlukan segudang cara dan kebijakan yang perlu disiapkan dalam melakukan penyelesaian terhadap wabah ini. Salah satu terobosan yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, salah satunya diimplementasikan oleh Pemerintah Kota Surakarta, yaitu Program Jogo Tonggo. Dibentuk sejak bulan Juni 2020, program ini diharapkan mampu membantu mengendalikan kasus Covid-19 melalui Satuan Tugas (Satgas) yang mengambil peran sesuai dengan Surat Edaran Sekretaris Daerah Kota Surakarta Nomor 440/1439 Tahun 2020 tentang Pembentukan Satgas Jogo Tonggo Tingkat RW.

Membawahi empat bidang utama, program ini berfokus pada bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang sosial dan keamanan, serta bidang hiburan. Keempatnya bersinergi membentuk satu kesatuan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar yang terjangkit tak semakin meluas dan yang sehat juga mampu memberikan keamanan serta kenyamanan bersama. Terlebih masuknya varian omicron seperti saat ini, Satgas Jogo Tonggo tentu memiliki peran dan pelaksanaan tugas yang perlu diperketat dalam mengawasi mobilitas warga yang keluar masuk Kota Solo terutama bagi warga yang berasal dari zona merah. Monitoring yang selalu di update akan membantu Pemerintah Kota Surakarta menyensor siapa saja yang melanggar SE dan protokol kesehatan sehingga bisa ditindak secara tegas. Dengan inisiasi ini, maka Satgas Jogo Tonggo haruslah benar-benar disiplin dan tidak pilih kasih dalam bertindak.

Meski upaya berbasis komunitas di tingkat RW hingga RT telah dilakukan, namun keberhasilan dalam menekan kasus Covid-19 ini tak bisa dilepaskan dari peran masing-masing individunya. Mematuhi protokol kesehatan dengan ketat baik di luar maupun di lingkungan rumah menjadi komitmen bersama yang perlu dijaga dan terus dilakukan demi terlepas dari bayang-bayang virus yang terus bermutasi dan perlu diwaspadai.