Sampah merupakan permasalahan yang tidak ada habisnya. Setiap rumah tangga tentunya akan menghasilkan sampah. Belum lagi ditambah dengan sampah industri maupun pabrik yang dihasilkan setiap harinya. Jika dibiarkan, kondisi ini hanya akan menyebabkan menumpuknya sampah dan menjadi berbagai sumber penyakit.
Mengatasi hal itu, warga Kota Solo dibawah pantauan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berinisiatif membangun bank sampah untuk menampung sampah-sampah yang ada, utamanya adalah sampah rumah tangga. Berangkat dari keprihatinan masyarakat terhadap lingkungan yang semakin lama dipenuhi dengan sampah organik maupun anorganik. Tumpukan sampah yang tidak berguna, akan diolah kembali menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan.
Seperti di Jalan Belimbing Nomor 3A, RT 04, RW 14, Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, para warganya kompak membangun bank sampah yang mereka beri nama Ngudi Rejeki. Selain mengumpulkan sampah rumah tangga, bank sampah tersebut juga mengadakan barter sampah. Ini merupakan gebrakan baru yang dilakukan di Kota Solo. Kegiatan tersebut merupakan sarana menukar sampah dengan bahan pangan atau sembako, seperti beras, gula, mie instan, dan lain-lain. Barang yang akan dibarter menjadi sembako terlebih dahulu harus dipilah, dalam kondisi kering, dan sudah dibersihkan. Partisipannya tak hanya dikhususkan untuk warga Kerten saja, tetapi diluar itupun boleh ikut serta dalam kegiatan barter sembako.
Adapun jadwal kegiatan, yakni diadakan setiap hari Selasa dan Jumat, pukul 15.00-17.00 WIB. Barter sampah untuk sembako di bank sampah Ngudi Rejeki, telah terlaksana pada hari Selasa, 22 Maret 2022.
Program ini dapat membantu menekan biaya pengeluaran ibu rumah tangga. Dengan adanya kegiatan barter sampah diharapkan bisa membangkitkan kembali semangat warga Kerten untuk peduli lingkungan. Pengelolaan sampah yang baik dan benar, akan menghasilkan lingkungan yang asri serta terbebas dari penyakit. Pola tersebut dapat menjadi langkah disiplin masyarakat dalam mengelola sampah maupun memperoleh pemasukan dari pilah sampah.
