Pemerintah Kota Surakarta
Mari mengenal Apa Itu Cangkriman
  April 14, 2022 13:15

Dalam muatan lokal bahasa Jawa,  kita akan mengenal istilah Cangkriman. Cangkriman merupakan kalimat atau rangkaian kata yang didalamnya mengandung arti atau makna khusus. Cangkriman dapat juga dikatakan sebagai suatu permainan dimana kita harus mencari tahu arti dengan menebaknya. Atau dalam bahasa Jawa diartikan sebagai unen-unen kang kudu dibatang utawa dibedhek. Artinya adalah teka-teki yang harus dipecahkan. Tujuannya untuk menghibur sekaligus mendidik anak melalui kreativitas berpikir.

Cangkriman telah ada turun-temurun sebagai warisan dari karya sastra Jawa. Penciptaannya pun spontanitas, tidak ada struktur yang mengikatnya. Dengan demikian, permainan ini mengandalkan dari susunan kata dan kalimat yang diciptakan oleh penutur. Maka penutur dituntut untuk kreatif dalam merangkai kata, agar pemain dapat memahaminya dengan benar. Meskipun begitu, permainan ini tidak mengarah kepada ramalan, melainkan hanya berupa interpretasi ringan.

Cangkriman mengandung ciri-ciri tertentu, antara lain cangkriman disebut sebagai tebakan atau teka-teki yang harus dijawab, cangkriman tidak mengganggu perubahan suasana hati, cangkriman tidak terikat atas bunyi maupun rima, serta cangkriman berupa tebakan yang memiliki makna dan harus ditemukan jawabannya. 

Adapun fungsi dari permainan ini, diantaranya sebagai permainan yang bisa dijadikan hiburan dan candaan semata. Kemudian, cangkriman berfungsi untuk mendidik anak, berkaitan dengan mengasah kecerdasan otak. Sebab dalam permainannya, seseorang akan berpikir dalam menemukan jawaban dari teka-teki yang dilontarkan penutur. Selain itu, pada pementasan wayang, cangkriman berguna untuk menuturkan sayembara dalam lakon drama. Tak hanya itu, cangkriman juga bisa dimanfaatkan sebagai syair/lirik tembang Jawa. 

Berdasarkan wujudnya, cangkriman terbagi dalam empat jenis, yaitu pertama cangkriman tembang, merupakan jenis cangkriman yang ditemui pada syair tembang Jawa. Jenis ini bisa ditemui pada tembang Pucung, Asmaradana, Pangkur, dan Kinanthi. Biasanya, cangkriman tembang menempati satu bait dalam tembang. Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan lebih dari satu bait tembang.

Kedua, cangkriman wancahan, yang merupakan singkatan atau akronim. Dalam cangkriman wancahan terdapat penyingkatan kata dalam bahasa Jawa dengan menghilangkan suku kata depannya, maka yang dipakai adalah dua suku kata akhir. Misalnya wedhus menjadi dus, biyung menjadi yung, bapak gedhe menjadi pakdhe. 

Ketiga, cangkriman pepindhan, merupakan perumpamaan dua objek menurut sifat aslinya, atau disebut juga analogi. Cangkriman jenis ini mirip dengan cangkriman tembang. Perbedaan keduanya yakni cangkriman pepindhan berupa kalimat, seringkali hanya memiliki satu kalimat, walaupun terdapat pula yang memakai lebih dari satu. Sementara, cangkriman tembang memakai lebih dari satu kalimat dan berupa lagu dengan pelafalan lain. Contohnya dicokot bongkote sing kalong pucuke, batangane: rokok.

Keempat, cangkriman blender, adalah jenis cangkriman yang juga disebut dengan plesetan. Dalam cangkriman ini, memiliki kalimat yang jelas, namun bukan arti yang sebenarnya. Contohnya sandhal sing dakgawe iki cap ratu. jawab: ratu maksudnya ra tuku, bukan merk ratu.

Itulah beberapa contoh cangkriman atau teka-teki bahasa Jawa yang wajib diketahui. Yuk, pelajari dan pahami jenis-jenis muatan lokal bahasa Jawa yang lainnya! Karena belajar bahasa Jawa itu mengasyikkan.

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

141

Visitors today

138

Visits total

459,641

Visitors total

360,528

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta