Tugu pemandengan atau Tugu Gladag, merupakan sebuah bangunan cagar budaya berukuran tiga meter yang berdiri di depan Balai Kota Solo, tepatnya di persimpangan Jalan Jenderal Sudirman dan Kali Pepe. Monumen bersejarah ini juga dikenal sebagai titik nol kilometer nya Kota Solo. 

Disebut sebagai titik nol kilometer, karena pada awal pembangunannya, tugu ini digunakan sebagai titik kosmologi perkotaan, yaitu titik pusat yang juga menjadi fokus dari tata letak bangunan-bangunan inti di wilayah Kasunanan Surakarta. 

Selain sebagai titik pusat tata letak bangunan, ternyata tugu bersejarah ini juga memiliki fungsi lain yang jauh lebih dalam, yaitu menjadi titik fokus pandangan Sri Susuhunan, serta pemusatan pikiran bagi Raja Kasunanan Surakarta pada saat bermeditasi, dimana pemusatan pikiran ini dilakukan untuk menemukan solusi atas masalah-masalah yang terjadi pada rakyat Keraton Solo di masa lalu. 

Kesakralan dan kebesaran tugu ini semakin terlihat, karena selama ratusan tahun sejak awal pembangunannya, Tugu Pemandengan tidak mengalami perubahan major, dan tetap mempertahankan bentuk aslinya meskipun beberapa kali mengalami pemugaran.

Apalagi posisi tugu ini seolah menggambarkan dua nilai spiritual dalam kehidupan manusia, yaitu simbol duniawi dan simbol religi karena berada di hadapan bangunan Pasar Gede, dan Masjid Agung. 

Tugu Pemandengan sudah ada sejak kepindahan keraton Surakarta, dan mengalami pemugaran pada masa Sri Susuhunan Pakubuwono X. Dalam perkembangannya, titik nol kilometer ini akan menjadi salah satu ikon Kota Solo, dan dapat digunakan sebagai pusat keramaian, misalnya untuk panggung kegiatan-kegiatan masyarakat di Jalan Jenderal Sudirman