Pemerintah Kota Surakarta
Masjid Laweyan, Bukti Akulturasi Hindu-Islam di Solo
  April 19, 2022 13:03

Masjid Laweyan merupakan salah satu masjid bersejarah sekaligus masjid tertua di Kota Solo. Masjid ini sudah berdiri lebih dulu dari Masjid Agung Surakarta. Masjid Laweyan dibangun pada masa Kerajaan Pajang sekitar tahun 1546. Nama Laweyan diambil dari nama daerah tempat masjid ini berdiri, Jalan Liris I, Pajang, Laweyan. Selain nama Masjid Laweyan, masyarakat Solo juga kerap menyebutnya dengan nama Masjid Ki Ageng Henis. 

Menurut sejarah, tercatat ada seorang pemuka agama Hindu bernama Ki Beluk yang membangun sebuah pura di pinggir Kabanaran, sungai yang digunakan sebagai lalu lintas perdagangan batik. Sebagai pemuka agama Ki Beluk memiliki banyak murid. Ia menjalin persahabatan dengan Ki Ageng Henis, salah satu penasehat Kerajaan Pajang pada masa Sultan Hadiwijaya. Ki Beluk dan Ki Ageng Henis sering berdiskusi seputar Islam hingga akhirnya Ki Beluk tertarik untuk memeluk Islam bersama dengan murid-muridnya berkat dakwah Ki Ageng Henis.

Usai memeluk Islam Ki Beluk pun kemudian mewakafkan tempat peribadatan tersebut untuk menjadi masjid. Konstruksinya yang menyerupai Pura menjadi daya tarik masjid ini. Arsitekturnya unik, ditambah dua belas pilar utama dari kayu jati kuno masih kokoh berdiri. Makam Ki Ageng Henis dan kerabat kerajaan berada di kawasan masjid ini. 

Masjid Laweyan berdiri di atas lahan seluas 162 meter persegi dengan kondisi yang terawat. Hingga saat ini Masjid Laweyan masih digunakan sesuai fungsi masjid pada umumnya. 

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,383

Visitors total

330,699

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta