Pemerintah Kota Surakarta
Menjelajah Sentra Pembuatan Blangkon Kota Solo
  May 20, 2022 13:58

Blangkon adalah salah satu bagian dari perlengkapan pakaian adat Jawa. Biasanya blangkon menjadi ciri khas perlengkapan yang dikenakan oleh pria Jawa. Blangkon sendiri menjadi budaya yang berkembang di Solo dan Yogyakarta. Mulanya, blangkon digunakan sebagai perlengkapan pakaian sehari-hari. Namun, seiring berubahnya zaman, blangkon hanya dipakai pada acara tertentu saja, misalnya upacara pernikahan, dan upacara tradisional lainnya. 

Penggunaan blangkon tak bisa dilepaskan dari nilai filosofis yang dikandungnya. Selain sebagai penutup kepala, blangkon juga berfungsi untuk menunjukkan status bagi pemakainya.  Apabila diamati lebih teliti, pada bagian blangkon Terdapat lipatan melingkar yang menutupi kepala pemakai. Pasalnya, lipatan yang menutupi kepala berjumlah 17. Hal itu, menandakan jumlah rakaat dalam salat lima waktu.

Dahulu, blangkon dibuat dengan ketentuan pakem yang mengikatnya. Oleh karena itu, dalam pembuatannya tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hanya seniman yang memahami terkait pakem tersebut yang boleh membuat blangkon. Tetapi, kini pembuatan blangkon tidak terpaku dengan pakem khusus, dan bisa dilakukan siapa saja.

Kota Solo memiliki daerah khusus pengrajin blangkon, yaitu di Kampung Potrojayan, Kecamatan Serengan. Pelopor pembuat blangkon yang terkenal di daerah itu bernama Mbah Joyo. Beliau pernah menetap di Baluwarti, dan membuat blangkon untuk lingkungan keraton saja. Kemudian pada tahun 1970, Mbah Joyo pindah ke Potrojayan dan memproduksi blangkon untuk semua kalangan masyarakat.

Saat ini, keberadaan pengrajin blangkon di Kampung Potrojayan sudah dilestarikan oleh generasi ketiga, yakni Bapak Wardoyo dan Ibu Rusmiyati. Pembuatan blangkon di kampung ini, tidak mematok untuk membuat blangkon model Surakarta saja, melainkan pengrajin juga melayani model blangkon sesuai request dari konsumen. 

Adapun dalam membuat blangkon terdapat beberapa proses, meliputi pemilihan bahan motif kain, pengukuran, serta model. Bahan yang digunakan merupakan kain bermotif batik yang disebut destar. Motif untuk blangkon meliputi motif gadung mlati, gringsing, gruda, kawung, limaran lunglungan, menyan kobar, modang, nyesepsari, parang klitik, parikesit, rujak senthe, saton, semen, semen romo, sekar blimbing, sidoarja, sidoluhur, sidoasih sidomukti, truntum, surya ndadari, tirto teja, wahyu tumurun, wulung, gondosuli maupun tunggul wulung. Setiap motif yang digunakan memiliki makna yang berbeda.

Melihat makna dan kegunaannya, blangkon menjadi salah satu budaya yang wajib untuk dilestarikan. Selain berfungsi sebagai identitas budaya Jawa, blangkon juga dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup besar. 

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

5

Visitors today

3

Visits total

425,330

Visitors total

330,666

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta