Rurabasa adalah salah satu istilah bahasa yang berkembang dalam masyarakat jawa. Rura Basa terdiri dari dua kata yaitu “rura” dan “basa”. Rura atau rurah berarti rusak, Basa berarti bahasa. Jika diartikan lebih lanjut, Rura Basa merupakan bahasa yang rusak karena tidak bernalar, tetapi sudah lumrah digunakan di kalangan masyarakat. Apabila Rura Basa dikoreksi lalu dibenarkan, malah terkesan aneh dan tidak dapat diterima kembali oleh masyarakat.
Rura basa biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi bentuk bahasanya berbeda dengan maknanya. Tidak hanya dalam Bahasa Jawa, dalam Bahasa Indonesia pun biasa ditemui kalimat atau frasa yang susunannya salah, tetapi sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kata “memasak nasi”, yang seharusnya “memasak beras supaya jadi nasi”. Tetapi karena sudah umum digunakan, kata “memasak nasi” tidak dianggap kata yang salah.
Berikut beberapa contoh rura basa yang sering ditemukan dalam masyarakat Jawa :
- Mbuntel tempe seharusnya mbuntel dhele supaya jadi tempe
- Ngenam klasa seharusnya ngenam pandhan untuk dijadikan klasa (tikar)
- Mikul dhawet seharusnya mikul genthong yang merupakan wadah dhawet
- Ndodomi klambi seharusnya ndodomi kain
- Menek klapa seharusnya menek pohon kelapa
Dalam masyarakat Jawa, rura basa ini dimaksudkan sebagai suatu anggapan saja. Ketika susunan rura basa dibenarkan, malah terlihat berbelit-belit dan terdengar aneh, sehingga sulit diterima oleh masyarakat.
Penggunaan rura basa juga acap kali ditemukan di tembang Macapat, seperti misalnya:
Timbang nganggur nggodhog-nggodhoga wedang to ndhuk
Goleka nyamikan
Sokur bangsa klethik-klethik
Kena kanggo bah-obah janggut prayoga
Nggodhog wedang (merebus wedang) seharusnya nggodhog banyu (merebus air) yang akan dijadikan wedang. Kalau ditelaah lebih jauh, kata ini memiliki arti yang kurang tepat. Seharusnya, yang bisa direbus adalah air yang masih mentah, bukan wedang (air minum yang matang). Nah, meskipun kata tersebut salah, tetapi masyarakat lebih familiar dan sering menggunakan. Rura basa ini terbilang unik dan patut untuk dilestarikan. Yuk lestarikan bahasa dan sastra Jawa supaya menjadi warisan budaya bangsa dan tak akan pernah hilang.