Gapura, adalah sebuah bangunan seperti gerbang yang atapnya menyatu. Bangunan ini seringkali kita jumpai di daerah perbatasan antar wilayah di Indonesia. Karena gapura sendiri biasanya dijadikan sebagai pembatas antara dua daerah atau wilayah. Secara filosofis makna gapura sendiri dapat diartikan sebagai struktur bangunan yang menjadi pintu masuk atau gerbang menuju suatu kawasan.
Seiring berkembangnya zaman, makna gapura kini kian meluas. Gapura tidak lagi menjadi sebuah gerbang pintu masuk atau batas kota saja. Bahkan saat ini gapura juga telah menjadi suatu ikon atau lambang kebangaan bagi suatu daerah tertentu, atau bahkan bisa menjadi sebuah tanda pintu masuk untuk destinasi wisata.
Untuk di Kota Solo sendiri, gapura dijadikan sebagai tanda untuk batas kota di daerah perbatasan. Gapura yang ada di Kota Solo banyaknya adalah peninggalan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Gapura tersebut mempunyai dua jenis ukuran, yaitu besar dan kecil. Gapura keraton yang berukuran besar biasanya didirikan di pinggir jalan besar. Gapura berukuran besar tersebut bisa ditemui di daerah Grogol, Kerten, dan Jurug. Sedangkan, untuk gapura yang berukuran kecil bisa ditemui di daerah Kandang Sapi, jalan raya arah Baki di Solo Baru, dan di daerah Makam Haji dan Mojo. Ada juga gapura keraton yang didirikan di tepian Sungai Bengawan Solo, yang pada masa itu menjadi tempat dermaga dan tempat penyeberangan di Mojo.
Selain gapura tersebut, terdapat juga sebuah gapura yang terdapat di daerah Gladag. Gapura ini difungsikan sebagai pintu masuk wilayah Keraton Surakarta dari arah utara yang didesain berbentuk melengkung dan dibuat dari besi dan dihiasi oleh gambar binatang buruan. Dari perkembangannya hingga saat ini, Gapura Gladag akhirnya berbentuk candi bentar dengan ornamen hias yang berjumlah 48 dan jeruji tembok yang juga berjumlah 48. Ini merupakan sebagai simbol angka peringatan ulang tahun Sri Susuhunan Pakubuwono X, yang mana gapura ini didirikan pada saat masa pemerintahan PB X.
Gapura-gapura peninggalan Keraton Surakarta Hadiningrat ini merupakan salah satu ikon ciri khas Kota Solo. Warna dan bentuk dari gapura tersebut menyimbolkan bahwa Kota Solo selalu terbuka menerima perubahan yang positif.
