Festival Film Merdeka adalah event tahunan yang digelar Pemerintah Kota Surakarta. Acara ini merupakan nonton film bersama yang dilakukan dari kampung ke kampung. Adanya acara ini, agar masyarakat dapat menikmati film layar lebar dari wilayah mereka masing-masing. Selain itu, film yang diputar juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat agar lebih luas dan terbuka mengenai perkembangan film di Indonesia.
Tahun 2022 ini, Festival Film Merdeka mengambil tema Sambang, Sambung, Srawung. Dari tema tersebut dapat diperoleh makna, dengan mengunjungi dari satu wilayah ke wilayah lain, diharapkan dapat menyambung tali silaturahmi antar masyarakat untuk tetap bersosialisasi terhadap sesama dan menambah kenalan lebih banyak. Sebab, acara ini boleh dikunjungi oleh siapapun, baik warga sekitar tempat tinggal maupun masyarakat umum.
Tercatat sudah ada 15 kampung yang mendaftarkan diri pada saat perhelatan Pra Acara Festival Film Merdeka, Juni lalu di Rumah Budaya Kratonan. Mereka yang mendaftar seluruhnya ingin menjadi titik lokasi diputarnya film dalam acara ini. Namun, sudah ditetapkan 3 kampung yang akan menjadi lokasi Festival Film Merdeka, yaitu Kampung Bratan (18 Agustus 2022), Kampung Joglo (19 Agustus 2022), dan Kampung Tegalayu Bumi (20 Agustus 2022).
Sebanyak 115 karya film telah masuk panel kurator. Diantaranya berasal dari Semarang, Jogja, Blitar, Bandung, Jakarta, Makassar, dan Bandar Lampung. Karya-karya luar biasa tersebut selanjutnya dikurator oleh Bani Nasution dan Annisa Rachmatika. Kemudian, hasil dari kurator akan ditampilkan dalam Festival Film Merdeka. Acara ini akan menjadi ajang rilisnya film-film baru yang menakjubkan.
Festival Film Merdeka diharapkan dapat menjadi tontonan yang merakyat dan dapat dinikmati semua kalangan. Oleh karena itu, film yang diputar pun haruslah lolos sensor. Biasanya film yang disajikan merujuk pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan berpedoman pada Pancasila. Dengan begitu, acara ini dapat menjadi momen untuk mengetahui keberagaman, perdamaian, dan pengetahuan terkait perfilman Indonesia. Maka, masyarakat dapat belajar secara langsung melalui tontonan film yang disajikan.
