Ada yang unik dengan kebudayaan Jawa, yakni bancakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bancakan diartikan sebagai selamatan atau kenduri. Bancakan berarti hidangan yang disediakan dalam selamatan. Atau bisa juga digunakan untuk selamatan bagi anak-anak dalam merayakan ulang tahun maupun memperingati hari kelahiran disertai pembagian makanan dan kue-kue.
Dalam masyarakat Jawa, bancakan memang biasanya dikhususkan bagi anak-anak, sekitar usia TK, SD, ataupun SMP. Bancakan digunakan untuk menyebut makanan yang disajikan sebagai perwujudan rasa syukur bahwa anak telah diberi tambah umur. Umumnya, dilakukan pada hari kelahiran anak atau dalam bahasa Jawa disebut juga dengan weton.
Sego bancakan berisi urap, telur rebus, dan ikan asin. Urap merupakan perpaduan antara sayuran hijau yang dicampur dengan bumbu kelapa gurih pedas. Kemudian, beberapa bahan pelengkap tersebut disajikan dalam pincuk atau alas makan yang terbuat dari daun pisang. Selanjutnya, sego bancakan didoakan untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi anak yang sedang ulang tahun. Baru setelah itu, dibagikan kepada anak-anak yang datang.
Tradisi ini dapat mewujudkan rasa kebersamaan dan kerukunan antar sesama. Sebab, setiap orang yang hadir akan secara sukarela mendoakan anak yang memperingati wetonnya. Dengan harapan, hidup sang anak menjadi berkah, dapat berbakti kepada kedua orang tua, serta dapat bermanfaat bagi sesama di masa depannya.
Sego bancakan hingga saat ini masih terus dilakukan oleh masyarakat pedesaan. Mengingat akan makna dan filosofi yang dikandungnya, kita sebagai generasi penerus harus ikut melestarikan dan merawat tradisi tersebut agar tetap ada. Supaya tradisi yang identik dengan kebudayaan Jawa ini dapat terus lestari dan diturunkan kepada generasi berikutnya sebagai warisan budaya Indonesia.