Pemerintah Kota Surakarta
Grebeg Maulud: Puncak Perayaan Sekaten di Kota Solo
  October 8, 2022 12:20

Tradisi sekaten merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan di Kota Solo. Sekaten sarat akan simbol-simbol, sehingga tak hanya untuk pemaknaan tradisi Jawa juga digunakan sarana penyebaran agama Islam. Adanya acara ini sekaligus sebagai peringatan Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adapun pelaksanaannya di bawah kewenangan Keraton Surakarta. 

Terdapat beberapa rangkaian acara dalam sekaten. Pertama, diadakan Miyos Gongso atau pemindahan gamelan dari keraton menuju Masjid Agung Surakarta. Gamelan Kyai Guntur Madu diletakkan di sebelah selatan atau sebelah kanan halaman masjid sebagai lambang Syahadat Tauhid, dan gamelan Kyai Guntur Sari diletakkan disebelah Utara atau sebelah kiri masjid sebagai lambang Syahadat Rasul. Kemudian, gamelan akan dibunyikan selama 7 hari berturut-turut, yakni tanggal 5 sampai 12 Rabiul Awal. Momen ini, pada zaman dahulu ditujukan untuk menarik masyarakat agar memasuki Masjid Agung dan menunaikan ibadah.

Kedua, setelah Miyos Gongso diadakan Grebeg Maulud. Hal inilah yang menjadi puncak dari acara sekaten. Akan ada dua gunungan yang diarak dari keraton ke Masjid Agung, lalu menjadi rebutan warga sekitar. Gunungan tersebut dinamakan gunungan kakung (laki-laki) dan gunungan estri (perempuan). Adanya dua gunungan tersebut melambangkan keseimbangan kehidupan. 

Bahan penyusun kedua gunungan pun berbeda. Biasanya pada gunungan kakung, terdiri dari kacang panjang, telur, wortel, terong, cabai merah besar, mentimun, dan berbagai jenis sayuran lainnya. Sementara, pada gunungan estri berisi beras ketan (rengginang), beragam kue-kue yang disebut dengan ilat-liatan, entul-entul, kucu dan juga dihias agar tampak meriah menggunakan perpaduan makanan warna-warni yang semuanya terbuat dari tepung ketan.

Setelah dilakukan kirab, para abdi dalem dan kerabat keraton mendoakan gunungan. Dengan harapan supaya selalu diberi kelimpahan nikmat dan dapat tercipta harmonisasi hidup, baik dengan sesama maupun alam semesta. Kemudian, barulah gunungan dibawa kembali keluar Masjid Agung. Pada saat inilah, masyarakat berlomba-lomba mendapatkan bahan penyusun masing-masing gunungan tersebut. Mereka percaya, jika makan dari bahan-bahan gunungan sekaten, dapat melancarkan rezeki dan mendapat berkah. 

Banyak yang mempercayai tradisi berebut gunungan, bisa dirasakan berkahnya bagi orang yang beruntung mendapatkan makanan dari gunungan. Akan tetapi, banyak juga yang menganggapnya sebagai mitos belaka. Terlepas itu semua, kita harus tetap mempertahankan tradisi ini. Sebab, ini merupakan warisan dari leluhur yang memiliki makna untuk kebaikan bagi semua umat. Terlebih, sekaten juga menjadi wadah penyebaran agama Islam di Kota Solo. Oleh karena itu, saksikan dan jangan pernah bosan untuk mempelajari tradisi dan budaya Jawa. 

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

426,949

Visitors total

331,653

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta