Pemerintah Kota Surakarta
Prosesi Upacara Pernikahan Adat Solo
  November 2, 2022 12:30

Kota Solo kental akan tradisi dan kebudayaannya. Masih banyak warganya yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi peninggalan leluhur. Mulai dari budaya sekaten, grebeg suro, hingga upacara adat pernikahan di Solo yang masih kental akan tradisi. Kota Solo memiliki ciri khas tersendiri terkait upacara pernikahan yang masih digunakan hingga sekarang. Lalu bagaimana prosesi dan rangkaian upacara pernikahan adat Solo? Untuk lebih jelasnya simak penjelasannya berikut ini. 

Serangkaian upacara pernikahan adat Solo terbagi menjadi empat kategori. Yaitu prosesi sebelum pernikahan, persiapan menuju pernikahan, pada saat upacara pernikahan, dan prosesi setelah pernikahan.

  • Prosesi sebelum pernikahan

Prosesi sebelum pernikahan terbagi lagi menjadi empat, yakni nontoni, panembung (lamaran), memberi jawaban, penyerahan peningset. Nontoni adalah datangnya pihak keluarga pria ke keluarga wanita untuk memastikan status wanita yang dijodohkan. Panembung merupakan prosesi lamaran yang dilakukan pihak keluarga pria kepada pihak keluarga wanita. Memberi jawaban adalah prosesi dimana pihak keluarga wanita memberi jawaban perihal diterima atau tidaknya lamaran. Penyerahan peningset merupakan pemberian simbol “pengikat” terhadap gadis yang telah dipinang, sehingga gadi tersebut tidak lagi boleh menerima lamaran. Penyerahan peningset dilakukan lima hari sebelum hari pernikahan. 

  • Persiapan menuju pernikahan

Pada proses ini terbagi menjadi delapan rangkaian acara. Pertama pasang tarub, merupakan tradisi membuat bleketepe atau anyaman daun kelapa untuk dijadikan atap pada saat resepsi manten. Setelah tarub ada pasang tuwuhan, yang dipasang pada kanan kiri pintu. Tuwuhan ini terbuat dari beberapa jenis tumbuhan dan buah-buahan. Lalu siraman, upacara siraman dilakukan sehari sebelum ijab dan biasanya dilakukan pada siang hari. Lalu adol dawet (jual dawet) yang dilakukan setelah siraman. Rias manten, yang dilakukan setelah rangkaian upacara siraman. Pada tahap ini calon pengantin wanita dirias oleh juru rias atau juru paes. Langkahan, upacara ini dilakukan apabila pernikahan tersebut masih ada saudara yang lebih tua. Lalu yang terakhir midodareni. 

  • Pada saat upacara pernikahan berlangsung

Pada prosesi ini terbagi menjadi tujuh belas rangkaian upacara. Diantaranya pasrah tampi, ijab kabul, liru kembar mayang, panggih, balang suruh, mecah wiji dadi, pupuk, sindur pinayung, timbang, tanem, tukar kalpika, kacar kucur (tampa kaya), dahar kembul (dahar walimah), rujak degan, bubak kawah, tumpak punjen, mertui, sungkeman, dan yang terakhir resepsi. 

  • Setelah prosesi pernikahan selesai

Rangkaian upacara pada upacara ini terbagi menjadi dua. Yang pertama boyongan (ngunduh manten), dimana penganten putri dan pengantin putra diantar oleh pihak keluarga pengantin putri ke keluarga pihak pengantin putra. Acara ngunduh manten diselenggarakan di rumah pengantin laki-laki. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan sum-suman. Acara sum-suman merupakan acara penutup pada acara pernikahan. Pada acara ini dihidangkan bubur sumsum, yang diharapkan dapat menghilangkan semua rasa lelah setelah acara pernikahan. 

Itulah serangkaian upacara pernikahan adat Solo yang masih terjaga hingga sekarang. Pada zaman ini masih banyak para warga Solo yang menggunakan tradisi tersebut guna melestarikan budaya yang ditinggalkan oleh para leluhur terdahulu. Maka dari itu kita sebagai generasi muda juga perlu untuk ikut melestarikan adat dan tradisi yang ada, agar kebudayaan tersebut tetap lestari dan tidak punah dimakan oleh zaman. 

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,383

Visitors total

330,699

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta