Wakil Walikota Surakarta, Teguh Prakosa menghadiri acara penutupan resmi pelatihan teknis pengelolaan aset Pemerintah Kota Surakarta. Acara ini diikuti oleh 36 peserta, yang bertempat di Hotel Riyadi Palace Surakarta, Selasa (8/11).
Gelaran acara ini bertujuan untuk mewujudkan pengelola aset yang profesional, kompeten dan berintegritas dengan meningkatkan pengetahuan, keahlian, serta keterampilan kepada peserta. Selain itu, adanya acara ini tujuannya agar mampu menjalankan tugas, fungsinya dengan baik dan benar dalam rangka tertib administrasi di bidang pengelolaan aset barang daerah.
Untuk itu, tidak bisa sembarangan dalam mengelola aset. Sebab, jika tanpa didasari keterampilan atau pengetahuan yang mumpuni, alih-alih dapat merusak aset yang ada. Tentunya, ini akan merugikan pemerintahan itu sendiri. Bahkan, bisa juga berdampak pada masyarakat luas. Maka, dalam hal ini pelatihan teknis pengelolaan aset menjadi kegiatan yang wajib dilakukan. Dengan begitu, seluruh aparat pemerintahan yang bertanggungjawab pada bidang terkait, dapat memahami betul penanganan aset yang baik dan benar.
Dalam kesempatan ini Wakil Walikota Surakarta memberikan sambutan acara. Beliau juga memimpin penutupan resmi pelatihan teknis pengelolaan aset Pemerintah Kota Surakarta di hadapan para peserta.
“Saya mengharapkan peserta menjalankan tugas dengan keahlian yang sebaik-baiknya untuk memajukan aset Kota Surakarta. Bahwa pengeluaran aset ini bagian yg tidak terpisahkan dalam rangka kita mendapatkan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dan aset itu mulai dari awal kita mendapatkan dari 2010, dan itu menjadi catatan terus. Ini tantangan untuk teman-teman semua siapa yang bisa untuk membuat sistem aplikasi agar memudahkan mencari tahu aset bergerak dan aset tidak bergerak,” jelas Teguh Prakosa
Melalui kegiatan ini, sekaligus menjadi edukasi kepada peserta, khususnya terhadap pegawai pemerintahan, agar lebih berhati-hati dalam mengelola aset. Selain itu, diperlukan juga ketelitian dalam menangani aset terkait. Supaya kesalahan pengelolaan dapat diminimalisir.
Diharapkan, semoga tahun-tahun berikutnya dalam hal laporan keuangan maupun aset dari BPK, khususnya aset yang berkaitan dengan Pemerintahan Kota Surakarta sudah tidak menjadi catatan. Maka dari itu, bagi para peserta untuk bisa memanfaatkan ilmu pelatihan dengan sebaik mungkin. Agar selanjutnya dapat diterapkan pada pengelolaan dalam sistem Pemerintahan Kota Surakarta.
