Pemerintah Kota Surakarta
Galeri Astana Oetara, Menyimpan Koleksi Peninggalan Mangkunegara VI yang Tak Ternilai. Ada Meja Kursi yang Sehari-hari Biasa Digunakan MN VI di Ruang Kerjanya
  April 12, 2023 11:15

Rindang, teduh dan adem. Begitu yang dirasakan saat menginjakan kaki di kompleks Astana Oetara di Kampung Bonorejo, Nayu, Kelurahan Nusukan, Solo. Saat menyisir pandangan, di sekeliling areal Astana Oetara tampak beberapa bangunan yang ada di halaman depan. Mulai dari depan, di atas pintu gerbang, tertulis Astana Oetara yang tertempel pada plengkung besi. Masuk ke lokasi halaman depan, di sisi barat terdapat Masjid Astana Utara.

 

Di bagian timur ada bangunan pendapa, yang dikenal sebagai Pendapa Pantjasila Ing Handayaningratan. Pendapa ini menjadi sarana ngangsu kaweruh (menimba pengetahuan) terhadap nilai-nilai luhur Pancasila dan budaya jawa. Banyak sekali beberapa kursi dan meja yang dulu sering dipergunakan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VI dan keluarga. 

 

Lurus dengan pintu gerbang makam, di halaman depan terdapat patung separuh badan Mangkunegara VI. Di depan patung MN VI, terdapat patung anak kecil seolah sedang bermain benda berbentuk lingkaran. Kompleks itu sangat terawatt, bersih dan rapi. 

 

Astana Oetara adalah pasarean atau pemakaman KGPAA Mangkunegara VI (MN VI). Oetara artinya utara. Maka Astana Oetara bisa dimaknai dalam pengertian bebas sebagai Pasarean MN VI yang berada di utara. Selain bangunan pasarean MN VI, di dalam kompleks ini masih ada satu bangunan lain, yaitu galeri sederhana. Galeri ini juga dipergunakan untuk menyimpan berbagai barang-barang peninggalan Mangkunegara VI. Yang paling terlihat adalah peninggalan meja kerja, sekaligus kursi kerja Mangkunegara VI pada semasa hidupnya. 

 

Beberapa baju Mangkunegara VI dan lemari pakaian, yang dulu selalu menemaninya di kamar tidur MN VI ikut melengkapi koleksi Galeri Astana Oetara. Beberapa lemari lain yang tampak kuno dan tua juga masih tersimpan dengan baik. Dokumen penting seperti foto, arsip-arsip dan pusaka mata tombak serta keris, juga masih disimpan. 

 

Ada sebuah lemari yang terlihat unik. Lemari berwarna coklat dengan bahan kayu jati, bagian atasnya terlihat tiga susun list atau garis yang sangat unik. Dan di bagian tengahnya ada jam yang berfungsi sebagai penunjuk waktu. Sangat jarang dan langka melihat lemari yang sekaligus berfungsi sebagai jam tersebut. Di dalam galeri tersebut juga terdapat kursi tamu dengan bahan jati yang sangat tebal, sehingga terlihat kokoh. Kursi tamu tersebut, sandaran dan alas duduknya terbuat dari anyaman rotan dan terlihat masih terawat dengan bagus.

 

Payung-payung yang kerap digunakan untuk upacara-upacara khusus semasa Mangkunegara VI, masih terawat dengan baik. Demikian pula foto-foto lawas juga masih terpasang di dinding, menjadi bagian koleksi Galeri Astana Oetara. Begitu banyak benda-benda bernilai dan memiliki cerita dibalik keberadaan benda-benda tersebut. Tentu cerita-cerita menarik itu tak lepas dari peran MN VI yang berkontribusi pada perjuangannya melawan penjajahan Belanda. 

 

Galeri Astana Oetara dahulu hanya sebuah tempat tanpa dinding, kaca. Semula hanya berdinding separuh tembok yang mengelilingi bangunan. Tempat itu dipergunakan untuk menaruh beberapa benda-benda yang pernah dipergunakan Mangkunegara VI. Namun seiring waktu, tempat itu dibangun dan dilengkapi dinding kaca di keempat sisinya. Bangunan itu berbentuk joglo dengan cat hijau dan kuning.

 

Untuk mengenal lebih dekat siapa Mangkunegara VI, bisa dilakukan dengan mengenal beberapa benda peninggalan MN VI. Lebih dekat dengan benda-benda peninggalannya, akan membawa roda sejarah ke masa lalu mengenai sepak terjang dan perjuangan Mangkunegara VI. 

 

Figur KGPAA Mangkunegara VI, pernah berkuasa pada 1896-1916. Beliau meninggal pada 25 Juni 1928 dan memilih dimakamkan dekat dengan rakyat di Astana Oetara, bukan di Astana Girilayu, Matesih, Karanganyar. Astana Girilayu sendiri merupakan tempat pasarean para pemimpin Mangkunegaran.

 

Astana Oetara yang menempati areal seluas 1,4 hektare ini tidak hanya ditempati makam MN VI, namun juga menjadi tempat peristirahatan terakhir keturunan dan pegawainya. Desain arsitektur Astana Oetara yang dikerjakan atas ide Ir Soekarno (yang kemudian menjadi Presiden RI 1) ini, sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Penetapan sebagai cagar budaya seperti tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Wali Kota Solo Nomor 432.22/50.1 Tahun 2021, sebagaimana tertulis dalam prasasti cagar budaya yang ada di kompleks tersebut. 

 

Pada masa kepemimpinannya, MN VI dikenal rendah hati. Jasanya juga terlihat mampu memperluas area kebun tebu untuk dua pabrik gula, yaitu Tasikmadu dan Colomadu. Pada masa itu, produksi gula meningkat dan mendorong kemajuan perekonomian Pura Mangkunegaran. 

 

Selain sebagai wisata religi, keberadaan Astana Oetara yang memiliki Galeri Astana Oetara, juga sangat asyik untuk wisata edukasi, terutama mengenal jejak Mangkunegara VI. Yuk, sempatkan kalian dolan-dolan ke Astana Oetara, temukan cerita-cerita menarik yang belum kalian ketahui. Lebih seru, kalau kalian mengajak teman-teman atau keluargamu. Kalian punya kesempatan untuk upload konten videomu atau foto-foto sejarah yang bernilai.

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

5,913

Visitors today

5,141

Visits total

522,157

Visitors total

415,801

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta