Pura Mangkunegaran Solo kembali menggelar Kirab Pusaka Dalem dalam rangka menyambut datangnya 1 Suro pada tanggal Jimawal 1957. Acara yang diadakan pada Selasa malam ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat Jawa, karena bulan Suro dianggap sebagai bulan yang sakral dan keramat.
Kirab Pusaka Dalem yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB ini dipimpin oleh putra pertama Mangkunegara IX, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwa Suryanegara. Beliau memegang peranan penting sebagai cucuk lampah dalam prosesi kirab yang berjalan dengan khidmat dan penuh makna.
Bersama GPH Paundrakarna, terlihat dua sepupu-sepupunya yang turut mendampingi, yaitu KRMH Roy Rahajasa Yamin dan KRMH Hariadhi Anggoro Kadarisman. Mereka ikut berperan sebagai pengiring dalam perjalanan kirab yang penuh simbolisme dan adat istiadat.
Kirab Pusaka Dalem dimulai dari Pendapa Agung Pura Mangkunegaran. Sebelum memulai perjalanan, dilaksanakan ritual khusus sebagai bagian dari kesakralan acara. Setelah ritual selesai, cucuk lampah memimpin barisan untuk keluar menuju pamedan. Barisan ini terdiri dari keluarga inti, kerabat keluarga, abdi dalem, dan para tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut.
Rute Kirab Pusaka Dalem mengelilingi beberapa jalan penting di sekitar Pura Mangkunegaran. Dimulai dari pamedan, rombongan kirab belok kanan melewati Jalan Ronggowarsito, Jalan Kartini, Jalan RM Said, dan Jalan Teuku Umar sebelum akhirnya kembali ke Pura Mangkunegaran.
Terdapat beberapa aturan khusus yang harus diikuti oleh peserta kirab. Salah satunya adalah peserta dilarang memakai alas kaki dan berbicara selama berlangsungnya prosesi. Bahkan, aktivitas berswafoto atau selfie juga tidak diperbolehkan dalam rangka menghormati kesakralan acara. Jika ada peserta yang melanggar aturan ini, mereka diminta dengan tegas untuk keluar dari rombongan kirab.
KGPAA Mangkunegara X, yang merupakan pemimpin Pura Mangkunegaran, secara resmi memberangkatkan Kirab Pusaka Dalem pada pukul 19.00 WIB. Beliau sangat menekankan bahwa acara ini bukanlah sekadar pesta, melainkan sebuah ritual yang harus dijaga kesakralannya dengan penuh kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang ada.
Kirab Pusaka Dalem menjadi bentuk persembahan Pura Mangkunegaran untuk menyambut 1 Suro dengan penuh rasa syukur dan kesakralan. Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro memiliki makna khusus yang disemarakkan dengan berbagai tradisi dan adat istiadat. Kirab Pusaka Dalem adalah salah satu tradisi yang melekat dalam budaya Jawa, dan Pura Mangkunegaran sebagai pewaris tradisi ini menjaga dan mempertahankan ritual ini dengan penuh pengabdian dan kecintaan.
Dengan berakhirnya Kirab Pusaka Dalem, masyarakat Jawa menghadapi bulan Suro dengan penuh harap dan doa. Semoga bulan yang sakral ini membawa berkah dan keberuntungan bagi semua orang, serta tetap dijaga kelestariannya dalam balutan nilai-nilai budaya dan tradisi yang kaya. Selamat menyambut 1 Suro!
