Pada tahun 2023, Solo menyambut satu lagi titik penting dalam pembangunan kota ini: Solo Cultural Center. Sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah UEA yang dimulai pada 2022, pusat kebudayaan ini bertujuan untuk menjadi salah satu pelengkap signifikan dari kehadiran monumental Masjid Raya Sheikh Zayed.

Terletak strategis di lahan eks Denbekang IV-44-04 milik TNI AD di barat Masjid Raya Sheikh Zayed, keberadaan pusat kebudayaan ini diharapkan akan memberikan kontribusi luar biasa bagi kehidupan masyarakat lokal dan wisatawan.

Salah satu fokus utama dari pembangunan pusat kebudayaan ini adalah untuk menciptakan sebuah destinasi wisata edukatif yang memperlihatkan peradaban Islam serta kebudayaan lainnya. Rencananya, pusat ini akan menjadi satu kesatuan dengan Masjid Raya Sheikh Zayed, menawarkan pengalaman yang menginspirasi dan mendalam tentang nilai-nilai agama dan kebudayaan.

Lebih dari sekadar sebuah bangunan, Solo Cultural Center bertujuan untuk menjadi panggung bagi dialog lintas agama dan budaya. Inisiatif ini didorong oleh tujuan yang lebih besar, yaitu mempromosikan nilai-nilai moderasi, toleransi, dan keragaman dalam konteks agama dan budaya di Indonesia.

Kegiatan yang direncanakan di pusat kebudayaan ini sangat beragam, mulai dari TPA (Tempat Pendidikan Al-Qur’an), tafsir Al-Qur’an, madrasah, hingga pesantren kilat. Di masa depan, Solo Cultural Center juga akan menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah dengan menyediakan produk-produk dari UKM (Usaha Kecil Menengah) pasar halal.

Pembangunan Solo Cultural Center merupakan salah satu dari 17 titik prioritas pembangunan di Solo. Meskipun sebagian dari 17 titik prioritas pembangunan telah selesai dan ada yang masih dalam proses, tujuan akhir dari pusat kebudayaan ini adalah menciptakan sebuah lingkungan yang merangkul keberagaman dan menggugah semangat berbagi serta belajar, menciptakan ruang untuk pertumbuhan spiritual dan ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat dan sekitarnya.