Pemerintah Kota Surakarta
Grebeg Sampah; Peduli Sampah Ala Wong Solo
  February 26, 2017 18:09

Jika kita –masyarakat Kota Surakarta- mendengar kata grebeg, asosiasinya adalah peristiwa kultural yang biasa berlangsung di lingkungan keraton. Hal itu tidak salah, mengingat dalam satu tahun, ada banyak hari-hari penting yang ditandai dengan grebeg, mulai Grebeg Pasa (awal bulan Ramadhan), Grebeg Mulud (menandai peringatan Maulud Nabi) dan sebagainya.

Namun tidak demikian dengan grebeg yang berlangsung di area Solo Car Free Day, Minggu (26/2/2017). Ratusan masyarakat dari berbagai komunitas bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup menggelar kegiatan yang diberi Grebeg Sampah. “Ini (Grebeg Sampah) merupakan acara untuk memperingati Hari Peduli Sampah yang dirayakan setiap 21 Februari. Kita mengadakan Grebeg Sampah, dengan memungut sampah di area publik,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Hasta Gunawan.

Di mulai dari depan rumah dinas Wali Kota Surakarta, peserta Grebeg Sampah bergerak di sepanjang Jalan Slamet Riyadi yang setiap Ahad pagi bebas dari kendaraan bermotor. Pelajar dari berbagai tingkat mulai PAUD hingga SLTA terlihat bahu membahu mengambil sampah yang berceceran dan memasukkanke dalam kantong sampah. Tidak ketinggalan pegiat lingkungan seperti Komunitas Bank Sampah Danukusuman dan Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) juga turut terlibat.

Selain memunguti sampah, Grebeg Sampah juga menggelar “fashion show” yang menampilkan kostum daur ulang sampah plastik. Produk kerajinan dengan bahan baku sampah kreasi Bank Sampah Danukusuman turut dipamerkan ke pengunjung CFD. “Kita juga sediakan bibit tanaman cabai yang bisa ditukar dengan sampah,” kata Hasta.

Hasta mengatakan Grebeg Sampah digelar untuk menanamkan kesadaran kepada warga agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan. Menurutnya, cara yang paling sederhana adalah dengan menerapkan disiplin diri, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Kalau kesadaran itu melekat pada diri setiap warga, ia yakin Kota Surakarta akan menjadi bersih. “Kalau bersih yang diuntungkan masyarakat sendiri. Lingkungan akan menjadi lebih bersih dan sehat,” katanya.

Volume sampah di Kota Surakarta cenderung mengalami kenaikan. Hal itu paling tidak berdasarkan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puteri Cempo. Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Surakarta, Muhammad Pramojo, volume  sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo bisa menacapai 310 ton, bahkan kadang lebih. Padahal, dalam penghitungan volume rata-rata sampah yang masuk ke TPA itu pada 2016 tercatat ada 298 ton per ha

Ia mengatakan terjadi tren peningkatan volume sampah dari tahun ke tahun. Pada 2015, dia mencatat terdapat 275 ton sampah yang masuk per hari. Ada banyak faktor yang menjadikan tren semacam itu dapat terjadi di Kota Solo. Dia menyebut salah satu faktor penyebab tersebut adalah meningkatnya jumlah penduduk. Selain itu, jumlah pendatang yang beraktivitas di dalam kota turut menyumbang volume sampah. Pramojo juga menyebut seperti karnaval dan festival berkontribusi terhadap kenaikan volume.

Hasta tak menampik kenyataan tersebut. Menurutnya, berbagai upaya ditempuh untuk menekan kenaikan volume sampah. Selain kegiatan yang menyentuh perilaku masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup juga menggalakkan pembuatan bank sampah di tingkat RW. Menurutnya, tercatat saat ini sudah ada 150 bank sampah yang tersebar di lima kecamatan. Masyarakat, diharapkan dapat melakukan daur ulang dari sampah yang tersimpan di bank-bank sampah tersebut. “Harapannya dengan adanya bank sampah di setiap RW nantinya bisa menekan volume sampah yang dikirim ke TPA hingga 20 persen,” ujarnya.

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,383

Visitors total

330,699

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta